Minggu, 02 Juni 2013

Mendaki Gunung Geulis Jatinangor (1281mdpl)

ada yang tau gunung gunung geulis? anak UNPAD/ orang Bandung/ orang Sumedang pasti tau dong, di Jatinangor yaitu daerah pinggiran bandung dan pinggiran Sumedang, itu ada 2 gunung, yaitu gunung Geulis dan Manglayang. Akhir Maret yang lalu gw ama temen2 berkesempatan mengunjungi salah satu gunung di jatinangor ini, gak tinggi sih gunungnya, tapi lumayan cape juga, lumayanlah buat pemula.


Berawal dari cari kesibukan pas weekend, sekaligus refreshing karena pusing ngerjain skripsi, Akhirnya gw ama temen-temen mutusin buat nanjak ke Gunung Gelis ini.  Gw ama 9 orang temen gw, jadi total kami ada 10 orang (gw, panji, iksan, apoy, aang, andryan, wahyu, yudi, satrio, helmi). gw sebut kami adalah tim Blehob... entah si apoy dapet nama darimana? hahaha
Berangkat dari salah satu kontrakan temen, di perumahan Pondok Mulana. Dari malem udah kita rencanain gimana teknisnya buat ngedaki. Kita berangkat jam 3 pagi, Jatinangor jam segitu dinginnya parah, mungkin sekitar 15-20 derajat kali suhunya. Untung salah satu dari kita ada yang bangun yaitu watimena, jadi bisa bangunin yang lain, tadinya do'i mau ikut tapi gak jadi, karena dilarang ama cewenya... haha
Berangkat dari Pondok Mulana, Kami jalan kaki ke Jatiroke, jalan kaki 10 orang jam 3 pagi, agak random sih... udah kayak mau ngerampok... hahaha



Di Gapura Jatiroke itu ibarat gerbang pendakian Gunung Geulis, kalo siang banyak tukang ojek, tapi berhubung malem, yaa cuma ada jangkrik. Jalan terus masuk ke jalan itu sampe ketemu SD, dan ketemu lapangan bola gitu. Setelah SD dan lapangan bola, okay kita mulai..!!
Perjalanan dimulai dari trek berpasir, kayaknya sih tempat tambang pasir gitu, perjalanan rasanya kayak di pantai, padahal mah di gunung. lumayan cape juga jalan disini, berat gitu.abis trek pasir, selanjutnya terus trek tanah lembut gitu, daerah perladangan warga, ada pohon jagung, singkong, dan sayur-sayuran. Setelah ngelewati ladang warga gw ama temen-temen berenti sebentar, karena adzan Shubuh, kebetulan ada sebuah gubug kecil, kami solat shubuh disitu, wudhu pake sedikit air minum yang dibawa, jangan tanya dinginnya air, dingin banget jadi kayak air kulkas. Semakin nanjak akhirnya sampai ke belantara hutan, Welcome to the Jungle..!!! mulai was-was, gelap, yang bawa senter cuma satu orang, buat yang jalan paling depan, jalan dipinggir jurang cuma pake feeling... hahaha
Vegetasi yang banyak di Gunung ini kebanyakan pohon bambu ama pohon jati kayaknya, semak2 dan ilalang juga banyak. Di beberapa tempat ada bekas-bekas kayak kebakaran gitu, mungkin gara-gara ranting-ranting kali yah..


gw anggep ini puncak bayangan

Sebelum nyampe puncak ada spot yang cukup bagus, menurut gw disini pemandangannya lebih bagus daripada di puncak, mungkin ini puncak bayangan. Kelihatan kota Bandung, Sumedang, Tanjung Sari, dan gunung manglayang yang berdiri gagah sambil ketutup awan. Perjalanan dari titik tadi ke puncak itu yang paling melelahkan. Trek makin curam sekitar 45 derajat mungkin, ini klimaks perjalanan kayaknya, untungnya gak hujan, kalo ujan gak kebayang gimana naiknya. dan ternyata bener setelah itu sampelah puncak, jadi total perjalanan kami kira2 3 jam lamanya. yah gara-gara salah milih jalan sih kayaknya, mungkin aturan bisa 2 jam-an, maklum gelap banget.

Di Puncak

 Puncak Gunung Geulis itu luas, kira2 seukuran setengah lapangan bola kali yah, disana ada beberapa kuburan, konon kuburan para leluhur, ada juga semacam monumen, gw lupa tulisannya apa. Puncak Gunung Geulis penuh dengan semak-semak, dan ada semacam bangunan rumah. gw juga gak tau dalemnya apa. Suasana disini sunyi, damai, yah kayak suasana di atas gunung lah.  Lumayan lah buat yang mau liat Kota Bandung dan Sumedang dari tempat yang tinggi.Agak rugi sih ketinggalan ngeliat sunrise gara-gara salah pilih trek.. hehe maklum amatir...

Pemandangan di Puncak
Setelah puas di atas kami mutusin buat pulang, soalnya nanti kalo kelamaan bisa panas pulangnya. Perjalanan pulang gak lama, cuma sekitar 1,5 jam lah kira. ngebut bro..!! dan udah gak salah trek lagi, udah gak gelap soalnya... hahaha
Beberapa dari kami ini merupakan pengalaman pertama naik gunung, nah ini ada videonya. Sampai Jumpa di puncak-puncak berikutnya... :)

 

Sabtu, 01 Juni 2013

Merancang dan Mengelola Jasa (analisis pemasaran)

Artikel : http://inet.detik.com/read/2010/06/30/111431/1389949/931/

BAB I
PENDAHULUAN


I.1 LATAR BELAKANG

Ketika perusahaan-perusahaan merasa semakin sulit melakukan diferensiasi produk-produk fisiknya,mereka berpaling ke diferensiasi jasa.Perusahaan-perusahaan berupaya mengembangkan reputasi dalam kinerja yang lebih unggul, dalam penyerahan tepat waktu, jawaban yang lebih baik dan lebih cepat untuk pertanyaan-pertanyaan,dan penyelesaian keluhan yg lebih cepat.Perusahaan saling berlomba untuk melakukan pembedaan terhadap para pesaingnya, sudah banyak diferensiasi yang dilakukan antar perusahaan satu sama lain dalam hal produk-produk mereka sehingga sampai pada suatu ttitik dimana sudah sangat sulit melakukan diferensiasi terhadap produk, oleh karena itu perusahaan mulai melakukan diferensiasi terhadap jasa mereka. Perusahaan-perusahaan mencoba membentuk penawaran pasar yaitu dengan merancang dan mengelola jasa untuk lebih menarik para konsumennya sehingga pangsa pasar dapat meningkat melalui cara diferensiasi jasa yang diberikan. Oleh karena itu jasa itu sendiri harus dirancang sedemikian rupa dan dikelola sebaik mungkin.

I.2 RUMUSAN MASALAH
 

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan permasalahan dalam merancang dan mengelola jasa yaitu:
‘Bagaimana merancang dan mengelola jasa sebagai cara untuk meningkatkan penawaran pasar serta di sisi lain melakukan diferensiasi terhadap para pesaing ataupun competitor, meningkatkan kualitas layanan dari produk sehingga dapat digunakan agar mampu bersaing dan bertahan di dalam persaingan pasar yang selalu berubah-ubah?’


I.3 TINJAUAN PUSTAKA  
 

Dalam pemasaran definisi jasa adalah setiap tindakan, kinerja atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu apa pun.

Jadi orientasi dari produk jasa itu sendiri adalah kepusan yang tidak dapt diukur secara langsung namun dalam hal ini terciptanya persepsi dari konsumen itu sendiri. Jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan. Pembeli jasa menyadari keragaman yang tinggi itu dan sering membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih seorang penyedia jasa.
Jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan melewati berbagai penjual dan kemudian baru dikonsumsi. Jika seseorang memberikan pelayanan, maka penyedianya merupakan bagian dari jasa itu
Jasa tidak berwujud tidak sama seperti halnya produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, para pembeli akan mencari tanda atau bukti dari mutu jasa. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, symbol dan harga yang mereka lihat. Oleh karena itu tugas penyedia jasa adalah mengelola bukti itu untuk mewujudkan yang tidak berwujud.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN JASA

            Saat ini perusahaan-perusahaan selain bersaing dalam hal produk mereka, juga mencoba mempertunjukkan mutu jasa mereka melalui bukti fisik dan penyajian. Perusahaan jasa dapat memilih dari berbagai proses yang berbeda-beda dalam memberikan pelayanan seperti dalam artikel di atas, yaitu yang dilakukan Acer dengan cara membuka pusat pelayanan pelanggan di kota-kota yang belum tersedia pusat pelayanannya hal ini merupakan salah satu bentuk nyata dalam merancang dan mengelola jasa yang dilakukan Acer.

Menurut Gronroos pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan interaktif/informasi dua-arah. Hal yang sama juga disampaikan oleh C.H. Lovelock dalam bukunya “Service marketing”

a. Pemasaran eksternal, menggambarkan pekerjaan normal yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyiapkan, memberi harga, mendistribusikan dan mempromosikan jasa itu pada konsumen.

b. Pemasaran internal, menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih dan memotivasi pegawainya agar melayani pelanggan dengan baik.

c. Pemasaran interaktif, menggambarkan keahlian pegawai dalam melayani klien. Karena klien menilai mutu jasa bukan hanya berdasarkan mutu teknis melainkan juga melalui mutu fungsional.

Selain itu ada beberapa hal di samping dari sisi pengkomunikasian kepada konsumen yang merupakan beberapa strategi perusahaan jasa sebagai bentuk upaya dalam merancang serta mengelola jasa menurut Kotler  dalam buku “Marketing of  Service”, yaitu:

1. Mengelola Diferensiasi

            Pemasar jasa sering mengeluh tentang sulitnya mendiferensiasikan jasa mereka terhadap jasa para pesaing Deregulasi beberapa industri jasa utama komunikasi, transportasi, energi, perbankan, yang mengakibatkan persainagn harga yang hebat.

            Alternatif bagi persaingan harga adalah mengembangkan tawaran, penyampaian, dan kesan yang didiferensiasikan seperti dalam buku.

a) Tawaran

            Tawaran dapat mencakup keistimewaan-keistimewaan yang inovatif. Hal-hal yang diharapkan pelanggan disebut paket jasa primer dan paket itu dapat ditambahkan pula keistimewaan jasa sekunder.
Sebagian besar inovasi jasa mudah ditiru. Hanya sedikit yang dapat dipertahankan untuk waktu yang lama. Namun, perusahaan jasa yang meriset dan memperkenalkan inovasi jasa secara teratur akan memperoleh serangkaian keunggulan temporer yang melebihi pesaingnya. Dengan memiliki reputasi dibidang inovasi, perusahaan tersebut dapat mempertahankan pelanggan yang menginginkan yang tebaik. Dalam hal ini jelas Acer melakukan keistimewaan yaitu dengan membuka Acer Customer Service Point (ACSP) di kota-kota yang mungkin pesaingnya saja belum melakukan hal yang bersangkutan.

b) Penyerahan

            Perusahaan jasa dapat mempekerjakan dan melatih orang yang lebih baik untuk menyerahkan jasanya. Perusahaan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih menarik ditempat penyerahan jasa atau perusahaan dapat merancang proses penyerahan jasa yang unggul. Sebuah perusahaan sekelas Acer yang memegang pangsa pasar notebook di Indonesia tidak mungkin tanpa perekrutan yang ketat dalam mencari teknisi yang dibutuhkan



c) Citra

            Perusahaan jasa harus dapat mendiferensiasikan citra mereka, terutama melalui symbol dan merek. Citra dari Acer sendiri yaitu mudahnya mencari layanan purna jual dengan semakin kompleksnya layanan purna jual yang sampai pada tingkat kabupaten (rencananya)


2. Mengelola Mutu Jasa

            Perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan dengan menyampaikan secara konsisten layanan yang bermutu lebih tinggi dibandingkan para pesaing dan yang lebih tinggi dari pada harapan pelanggan. Harapan-harapan itu dibentuk oleh masa lalu, pembicaraan dari mulut ke mulut dan iklan perusahaan jasa.
Setelah menerima jasa itu, pelanggan membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dialami berada dibawah jasa yang diharapkan, pelanggan tidak berminat lagi terhadap peyedia itu. Jika jasa yang dialami memenuhi atau melebihi harapan, mereka akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.

            Para peneliti menemukan bahwa ada lima penentu mutu jasa. Kelimanya disajikan secara berurut berdasarkan tingkat kepentingannya.

  • Keandalan : kemampuan melaksanakan layanan yg dijanjikan secara meyakinkan dan akurat
  • Daya tanggap : kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
  • Kepastian : pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.
  • Empati : kesediaan memeberikan perhatian yg mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan.
  • Berwujud : penampilan fasilitas fisik,perlengkapan,karyawan,dan bahan komunikasi


Perusahaan jasa yang dikelola dengan sangat baik melakukan praktek umum seperti berikut :
a) Konsep Strategis
b) Komitmen Manajemen Puncak
c) Standar Tinggi
d) Sistem Pemantauan Kinerja Jasa
e) Memuaskan Keluhan Pelanggan
f) Memuaskan Karyawan Sekaligus Pelanggan


3. Mengelola Produktivitas Jasa

     Ada tujuh pendekatan untuk meningkatkan produktivitas jasa yaitu sebagai berikut :
a) Meminta penyedia jasa untuk bekerja dengan lebih cekatan.

b) Meningkatkan kuantitas jasa dengan tidak melepas mutu tertentu.

c) Mengindustrialisasikan jasa dengan menambah peralatan dan menstandarisasi produksi.

d) Mengurangi atau menghilangkan kebutuhan akan jasa dengan menemukan suatu solusi produk.

e) Merancang jasa yang lebih efektif.

f) Memberikan intensif kepada pelanggan untuk menggantikan usaha perusahaan dengan usah mereka sendiri.

g) Memanfaatkan kemampuan teknologi untuk memberi akses kepada pelanggan guna mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan menjadikan para pekerja jasa.



II.2. MENGELOLA JASA PENDUKUNG PRODUK

            Perusahaan yang memberikan pelayanan yang bermutu tinggi tidak diragukan lagi akan mengungguli pesaing yang kurang berorientasi pada pelayanan. Perusahaan yang bermutu jasa tinggi mampu mengenakan harga lebih tinggi, tumbuh lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak keuntungan karena kekuatan mutu jasa mereka yang lebih unggul.

            Untuk memberikan dukungan yang terbaik, perusahaan manufaktur harus mengidentifikasi jasa yang nilai paling tinggi oleh pelanggan dan kepentingan relatifnya. Perusahaan manufaktur dapat menawarkan dan menetapkan harga pelayanan pendukung dengan cara yang berbeda.

Strategi Jasa Purna Jual

            Dalam menyediakan layanan, sebagian besar perusahaan bergerak maju melalui serangkaian tahap. Perusahaan manufaktur pada umumnya mulai dengan menjalankan departemen suku cadang dan jasa, seperti Acer dengan Acer Customer Service Pointnya (ACSP). Mereka ingin tetap dekat dengan peralatan itu dan mengetahui masalahnya. Mereka juga merasa bahwa melatih orang lain itu mahal dan memakan waktu. Mereka juga menyadari bahwa mereka dapat menghasilkan banyak uang dengan mengelola bisnis cadang dan jasa itu.

            Perusahaan manufaktur mengalihkan lebih banyak jasa pemeliharaan dan perbaikan kepada distributor dan penjual resmi. Para perantara itu lebih dekat dengan pelanggan, beroperasi di lebih banyak lokasi dan setidaknya dapat manawarkan jasa dengan lebih cepat.

            Perusahaan manufaktur tetap menghasilkan laba dari penjualan suku cadang tetapi juga memberikan keuntungan jasa pelayanan kepada perantaranya. Ada beberapa pelanggan besar mengambil alih tanggung jawab untuk menangani sendiri jasa pemeliharaan dan perbaikan. Jadi, perusahaan-perusahaan itu biasanya menekan produsen untuk memperoleh harga yang lebih murah, karena mereka menyediakan jasa sendiri.



BAB III

KESIMPULAN


            Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam merancang dan mengelola jasa yang merupakan strategi dari perusahaan jasa itu sendiri dalam suatu perusahaan itu terbagi menjadi 3, yaitu :

1.    Merancang & Mengelola bentuk serta pelaksanaan diferensiasi

2.    Mengelola mutu jasa yang ada

3.    Mengelola produktivitas jasa

Dan sebagai tambahan dalam pengelolaan jasa terutama dalam hal jasa pendukung produk yaitu :

4.    Mengelola jasa pendukung produk.

Setelah adanya strategi dalam merancang dan mengelola jasa yang ada, lalu dari sisi pemasaran jasa itu sendiri membutuhkan pemasaran eksternal,pemasaran internal dan interaktif/informasi dua-arah.

Mengenai perancangan dan pengelolaan jasa yang dilakukan Acer yaitu :

1.    Dalam merancang dan mengelola bentuk serta diferensiasi yaitu Acer lebih banyak melakukan diferensiasi mengenai jasa purnajualnya

2.    Dalam mengelola mutu jasa yang ada, Acer selective dalam perekrutan karyawannya dalam hal ini pada Acer Customer Service Point.

3.    Dalam Mengelola produktivitas Jasa, Acer memperluas jaringan tempat layanan customer-nya.

4.    Dalam hal mengelola jasa pendukung produk, Acer meningkatkan jangkauan layanan purna jual dan telah meluncurkan Acer blog (www.acerID.com), yang memungkinkan konsumen untuk berinteraksi langsung dengan Acer .

DAFTAR PUSTAKA

Gronroos,Christian. (2000). Service Management and Marketing :A Customer  Relationship Management Approach.

Ismail, Hasan. 2009. Mengelola Jasa, (Online), (http://hasanismailr.blogspot.com/2009/12/mengelola-jasa.html).

Kotler, P. et. all. 2003. Marketing of Service.Sustainable Marketing Enterprise di Asia, MarkPlus &co Jakarta.

Lovelock C. Lauren W, 2002, Services Marketing And Management, Prentice Hall.

Suryani, Yeyen. 2009. Merancang dan Mengelola Jasa, (Online), (http://yeyensuryani.blogspot.com/2009/10/bab-15-merancang-dan-mengelola-jasa.html).
 
Rizky Widya Nugraha

Mahasiswa Administrasi Bisnis

FISIP- Universitas Padjadjaran

Skripsi itu proses yang melelahkan.. masih kuat?

Gw sering mikir siapa sih nih yang punya ide awal mahasiswa mau lulus harus buat skripsi. Sering mikir ini orang bikin susah aja. Tapi beneran skripsi itu bener-bener proses yang melelahkan. Banyangin aja 6 bulan terakhir hampir setiap hari di pikirang gw gak pernah lepas dari mikirin skripsi. Dari mulai galau mikirin judul, galau konsepnya mau gimana, galau pake teori apa, galau nyari datanya gimana, galau tempat penelitian, galau susah nemuin dosen buat bimbingan. Dan segala bentuk kegalauan di dalamnya.




Skripsi maksa gw baca buku setebal lebih dari 500 halaman, terlebih gak cuma satu buku. Skripsi maksa gw bolak-balik perpustakaan hampir setiap hari (terutama pas garap bab 2). Skripsi maksa gw ngobrol-ngobrol asik (asik..??) ama dosen pembimbing ataupun ama dosen lain yang nguasain konsep skripsi yang gw garap. Skripsi maksa banget buat dipikirin setiap malem, malah ampe sering kebawa mimpi. Skripsi maksa gw duduk di depan laptop ber-jam-jam hanya dengan program microsoft word di depan mata (kadang-kadang ngintip mozilla firefoxsih). Oke gw anggap itu emang ritual semua mahasiswa tingkat akhir kali yah.

Dari yang gw alamin sebagai mahasiswa tingkat akhir, semakin sadar bedanya mahasiswa ama siswa itu apa. Mahasiswa itu tanggung jawabnya lebih gede, tanggung jawab ama dirinya sendiri sih. Bayangin aja, gak ada sih yg maksa lo biar cepet-cepet ngerjain skripsi, dosen pembimbing pun slow boro-boro nyemangatin, dari kesadaran dari dalam diri aja sih. Tapi  salah satu perbedaan siswa ama mahasiswa itu, kayaknya siswa (anak SMA/SMP/SD) mereka lebih tau arti kebersamaan, masuk sama-sama lulus sama-sama, yah realistis sih emang kondisinya udah beda. Temen-temen beberapa orang udah wisuda, beberapa mau sidang akhir, beberapa masih proses, beberapa masih galau judul, beberapa masih mungkin belum kepikiran dan masih kuliah ama angkatan bawah. Yah beginilah mahasiswa

Sampai sekarang terhitung 1 Juni 2013, skripsi gw belom kelar, padahal udah mulai garap dari Desember 2012. Yah gitu deh namanya juga proses. tapi alhamdulillah udah seminar UP, tinggal ngerjain bab 4 dan 5 mudah-an minggu ini beres, biar bisa lanjut bimbingan, dan semoga cepet di ACC.
Semangat aja buat temen-temen dan khususnya buat gw sendiri juga. 
Tetap kuat..!! On Fire bro...!! we can do it, we can WIN..!!