Lagi pengen nulis lagi, mikir-mikir nulis apa yaa yang
enak..
Berhubung lagi rame soal pemilu, yang bahkan semalem baru gw
tonton debat capres FINALnya, FINAL bro.. piala dunia aja belom nyampe final, ini
debat capres udah final aja.. hehe
Kalo lo pada liat gak di timeline twitter, gak di newsfeed
facebook akhir-akhir ini udah kayak perang aja.. masing-masing belain
jagoannya, dari yang cara alus, kasar, nyinyir, dan sebagainyalah. Bahkan
dengan bangganya mereka rela pasang foto profil yang gambarnya Cuma setengah,
setegahnya lagi gambar nomorlah, atau gambar burung garuda buat nunjukin mereka
ada di kubu mana. Itulah alasan kenapa gw pasang foto profil ini di twitter
akun gw,
ngapain juga gw pasang foto nomor 1 atau 2, apa kita dibayar buat itu?
Apa gw materialistis? Yah sedikit sih, tapi jujur gw Cuma realistis. Mungkin
itu Cuma bentuk dukungan/kekaguman/ fana.. yaudah suka-suka lo pada deh.. .
Cuma sekedar ingetin aja motto pemilu itu JURDIL LUBER (langsung, umum, bebas,
RAHASIA).
Kembali ke topik, belajar memimpin baru memilih pemimpin.
Sadar gak sih kita semua pada dasarnya adalah pemimpin, pemimpin diri kita
sendiri. Kayak kata Nabi (kalo gak salah
bunyinya begini): “setiap dari kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan
dimintai”pertanggungjawaban”.
Semua capres gak ada yang sempurna. Apa negara bakal ancur
dipimpin ama presiden yang gak jago pidato? Apa negara bakal ancur dipimpin ama
pemimpin yang masa lalunya (mungkin) punya track record kejahatan HAM? Apa
negara bakal maju dipimpin ama mantan walikota dan gubernur yang dianggap
sukses? Apa negara bakal maju dipimpin ama mantan pimpina kopasus? Jawabannya
satu , YAH GAK JUGAA…
Negara ini gak akan ancur kok, dan bakal maju kalo setiap
rakyatnya (masing2 dari kita) bisa mimpin diri kita sendiri dengan baek, gausah
yang muluk-muluk milih pemimpin, cukup yang adil dan amanah lah. Tenang
aja soal masa depan kita gak mutlak
ditentuin ama pemimpin yang kita pilih. Ada yang Maha Memiliki, Maha Adil, Maha
Penyayang, Maha Bijaksana. Hidup dan masa depan kita gak mutlah dari capres
yang kita pilih.
Kalo ada yang bilang, “gua mah
objektif, gw liat visi misinya”. Udah ikut pemilu berapa kali, Bro? gak semua
yang dijanjiin kebukti. Yang berjanji itu bukan kita, jika ada yang khianat,
maka dialah yang menanggung dosanya. Yang bilang si A oke, si B keren, pun juga
bukan kita; kita hanya mengamati, mendengar, lantas memutuskan dengan hati2.
Kalau ternyata informasi itu salah, palsu, dusta, bukan salah kita. Karena kita
adalah produk terakhir dari proses tersebut. Nah, yang harus dipikirkan adalah:
jika kita terlibat dalam "janji" tersebut, terlibat dalam menyebarkan
informasi2 tersebut, atau kitalah yang berusaha habis2an mendukung jagoan
pilpres, membuat orang lain jadi salah pilih, silahkan berpikir. Karena
siapapun bertanggungjawab penuh jika melakukannya.
Satu hal yang sering dibilang
bokap gw “Ojo dumeh, ojo kagetan, kalem wae, Le”. Yah intinya Jangan terpancing
menanggapi sesuatu, karena sekali kita terpeleset, susah payah berdiri lagi,
minimal kaki kita ikut kotor. Kalau sampai hati dan akal sehat yang kotor,
lebih repot lagi.
Kalo masih bingung milih siapa,
coba lihat orang-orang baik disekitar lo, siapa yang mereka pilih. Mungkin bisa
dijadiin referensi. Terakhir, yang penting dateng aja ke TPS, baca bismillah,
tentuin pilihan dalem hati, coblos salah satu calon. Dah selesai tugas kita
gitu doang kok. Siapapun yang
kepilih,tetep aja Lo harus cari kerja, cari uang, cari makan sendiri..
Thanks…
Terisnpirasi dari tulisan darwis
tere