Minggu, 06 Juli 2014

Belajarlah memimpin aja dulu, baru memillih pemimpin


Lagi pengen nulis lagi, mikir-mikir nulis apa yaa yang enak..
Berhubung lagi rame soal pemilu, yang bahkan semalem baru gw tonton debat capres FINALnya, FINAL bro.. piala dunia aja belom nyampe final, ini debat capres udah final aja.. hehe
Kalo lo pada liat gak di timeline twitter, gak di newsfeed facebook akhir-akhir ini udah kayak perang aja.. masing-masing belain jagoannya, dari yang cara alus, kasar, nyinyir, dan sebagainyalah. Bahkan dengan bangganya mereka rela pasang foto profil yang gambarnya Cuma setengah, setegahnya lagi gambar nomorlah, atau gambar burung garuda buat nunjukin mereka ada di kubu mana. Itulah alasan kenapa gw pasang foto profil ini di twitter akun gw, 



ngapain juga gw pasang foto nomor 1 atau 2, apa kita dibayar buat itu? Apa gw materialistis? Yah sedikit sih, tapi jujur gw Cuma realistis. Mungkin itu Cuma bentuk dukungan/kekaguman/ fana.. yaudah suka-suka lo pada deh.. . Cuma sekedar ingetin aja motto pemilu itu JURDIL LUBER (langsung, umum, bebas, RAHASIA).



Kembali ke topik, belajar memimpin baru memilih pemimpin. Sadar gak sih kita semua pada dasarnya adalah pemimpin, pemimpin diri kita sendiri. Kayak  kata Nabi (kalo gak salah bunyinya begini): “setiap dari kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai”pertanggungjawaban”.
Semua capres gak ada yang sempurna. Apa negara bakal ancur dipimpin ama presiden yang gak jago pidato? Apa negara bakal ancur dipimpin ama pemimpin yang masa lalunya (mungkin) punya track record kejahatan HAM? Apa negara bakal maju dipimpin ama mantan walikota dan gubernur yang dianggap sukses? Apa negara bakal maju dipimpin ama mantan pimpina kopasus? Jawabannya satu , YAH GAK JUGAA…
Negara ini gak akan ancur kok, dan bakal maju kalo setiap rakyatnya (masing2 dari kita) bisa mimpin diri kita sendiri dengan baek, gausah yang muluk-muluk milih pemimpin, cukup yang adil dan amanah lah. Tenang aja  soal masa depan kita gak mutlak ditentuin ama pemimpin yang kita pilih. Ada yang Maha Memiliki, Maha Adil, Maha Penyayang, Maha Bijaksana. Hidup dan masa depan kita gak mutlah dari capres yang kita pilih.



Kalo ada yang bilang, “gua mah objektif, gw liat visi misinya”. Udah ikut pemilu berapa kali, Bro? gak semua yang dijanjiin kebukti. Yang berjanji itu bukan kita, jika ada yang khianat, maka dialah yang menanggung dosanya. Yang bilang si A oke, si B keren, pun juga bukan kita; kita hanya mengamati, mendengar, lantas memutuskan dengan hati2. Kalau ternyata informasi itu salah, palsu, dusta, bukan salah kita. Karena kita adalah produk terakhir dari proses tersebut. Nah, yang harus dipikirkan adalah: jika kita terlibat dalam "janji" tersebut, terlibat dalam menyebarkan informasi2 tersebut, atau kitalah yang berusaha habis2an mendukung jagoan pilpres, membuat orang lain jadi salah pilih, silahkan berpikir. Karena siapapun bertanggungjawab penuh jika melakukannya.



Satu hal yang sering dibilang bokap gw “Ojo dumeh, ojo kagetan, kalem wae, Le”. Yah intinya Jangan terpancing menanggapi sesuatu, karena sekali kita terpeleset, susah payah berdiri lagi, minimal kaki kita ikut kotor. Kalau sampai hati dan akal sehat yang kotor, lebih repot lagi.
Kalo masih bingung milih siapa, coba lihat orang-orang baik disekitar lo, siapa yang mereka pilih. Mungkin bisa dijadiin referensi. Terakhir, yang penting dateng aja ke TPS, baca bismillah, tentuin pilihan dalem hati, coblos salah satu calon. Dah selesai tugas kita gitu doang kok.  Siapapun yang kepilih,tetep aja Lo harus cari kerja, cari uang, cari makan sendiri..
Thanks…
Terisnpirasi dari tulisan darwis tere

Tidak ada komentar:

Posting Komentar